Minggu, 27 Mei 2012


PENDAHULUAN
Pertanian kita sudah sangat tergantung pada pupuk kimia dan pestisida, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan residu bahan kimia di dalam tanah yang berakibat menurunnya produktivitas lahan karena terganggunya keseimbangan Mikroorganisme di dalam tanah.
Selaras dengan tuntutan zaman yang menghendaki lingkungan yang lestari dan menguntungkan dalam segi ekonomi, serta kesehatan manusia yang baik sebagai produsen maupun konsumen. Oleh karena itu petani dituntut untuk menghasilkan produk pertanian yang Alami atau sering disebut dengan Pertanian Organik, tanpa harus mengurangi pendapatan petani dan produksi hasil pertanian.
            Maka dari permasalahan diatas kami tergerak melakukan Inovasi Pertanian dengan menghadirkan Cendawan Trichoderma sp sebagai Agens Hayati yang berfungsi sebagai Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman dan sebagai dekompuser bahan organik untuk kebutuhan \usur hara didalam tanah bagi pertumbuhan tanaman budidaya.
 
Trichoderma sp adalah sebagai agent antagonis pengendali penyakit yang disebabkan oleh jenis CENDAWAN.
Mekanisme Antagonis :
1.      Kompetisi
Mempunyai sifat yang lebih kompetitif dalam memanfatkan nutrisi yang ada dibandingkan patogen tanaman / lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan mikroorganisme tanah lainnya.
2.      Antibiosis
·         Aktivitas yang dipengaruhi oleh enzim antibiotik yang dihasilkan cendawan antogonis tersebut.
·         Hifa cendawan patogen tanaman yang terkena enzim tersebut akan terhambat pertumbuhannya.
·         Akibatnya pembentukan miselia menjadi sedikit dan pertumbuhan koloni menjadi terhambat. 
 
Keunggulan Trichoderma sp cair:
  1. Bentuk cair sehingga mudah dan cepat diserap oleh tanah.
  2. Mengandung cendawan unggul hasil proses isolasi dan pembiakan murni.
  3. Tidak mengandung  bahan yang berbahaya sehingga aman bagi pelaksanaan di lapangan.
  4. Mengandung hormon pertumbuhan alami
  5. Meningkatkan kapasitas penyerapan tanah terhadap udara dan air.
  6. Menguraikan residu pestisida di dalam tanah.
  7. Tidak ada efek samping yang merugikan.
  8. Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman baik pertanian, perkebunan dan kehutanan.
  9. Dapat digunakan pada berbagai jenis lahan.
  10. Sebagai mikroorganisme pelapuk bahan organik.
1S
Manfaat Trichoderma sp cair :
  1. Menghemat penggunaan pupuk kimia dan pestisida hingga 50% s/d 60%.
  2. Meningkatkan unsure hara di dalam tanah sehingga unsur N (Nitrogen) P (Phosfor) dan K (Kalium) tersedia dalam jumlah yang cukup dan mudah diserap oleh tanaman.
  3. Memperbaiki struktur tanah sehingga lebih subur.
  4. Mempercepat pertumbuhan sehingga panen lebih cepat.
  5. Hasil panen dapat memenuhi setandar organik.
  6. Meningkatkan kesehatan tanaman sehingga tanaman lebih tahan hama.
  7. Hasil produk pertanian lebih sehat dan ramah lingkungan.



Senin, 23 Januari 2012

Chara fragilis alternative solusi penanganan pencemaran logam berat kadminum dan kromium.




• Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan.
• Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil.
• Pada ruasnya terdapat nukula dan globula.
• Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum.
• Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel.
• Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.


Divisi:Charophyta
Kelas:Charophyceae
Bangsa:Charales
Suku:Characeae
Marga:Chara
Jenis:Chara fragilis
Sinonim:Tidak diketahui
Nama Umum:Tidak diketahui
Nama Daerah:Tidak diketahui
Nama Asing:Tidak diketahui
Kandungan Senyawa:Tidak diketahui
Kegunaan:Tidak diketahui
Referensi:Tidak diketahui

Dilihat dari struktur Chara fragilis selulosa berpotensi cukup besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen adsorbat. Biomassa chara fragilis dapat menyerap logam krominum ( VI ), sehingga proses ini dapat dijadikan alternative solusi penanganan pencemaran logam berat kadminum dan kromium.